Pages

Jumat, 22 Agustus 2014

Kemacetan Jakarta

Masalah Kemacetan Di Jakarta

Sejak dulu, kota ini memang memiliki lalu lintas yang padat. Hal ini trus meningkat dan sepengetahuan saya tidak berkurang. Kemacetan sekaligus panas yang tak tertahankan membuat warga Jakarta semakin tegang dan lelah. Tak heran, pengendara sering membunyikan klakson dan mau menang sendiri.
Busway Penyebabnya?
Sejak Oktober 2007, beberapa lajur khusus bus Transjakarta, atau yang biasa kita kenal busway, dibangun. Seiring pembangunan itu, kemacetan bukannya teratasi malah bertambah parah. Oleh karena itu, orang sering mengatakan bahwa pembangunan busway itu lah penyebab dari kemacetan.
Dari data yang saya ambil dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta, setiap tahun jumlah kendaraan di Jakarta bertambah 9 %. Setiap harinya ada sekitar 1.235 motor dan 835 mobil baru yang masuk ke jalan. Mungkin saja angka itu bisa berubah lagi. Namun, jumlah penambahan kendaraan itu tidak seimbang dengan jumlah tambahan jalan raya yang hanya 0,1& setiap tahunnya. Tentu saja jalan yang sudah ada tidak dapat mengampung kendaraan yang begitu banyaknya. Itulah penyebab utama kenacetan yang terjadi di Jakarta.
Kemacetan bertambah karena pembangunan busway, penggalian kabel, pohon tumbang dan jalan yang berlubang. Jalan pun menjadi lebih sempit dan tentu membuat pengendara menjadi tidak nyaman saat berkendara. Pengendara yang tidak tertib dan polisi yang kurang tegas, kadang menghukum, kadang membiarkan para pelanggar, juga menjadi salah satu penyebab kemacetan.
Menyelesaikan masalah itu adalah tugas pemerintah. Namun, kita bisa mem bantu mengurangi masalah kemacetan ini dengan cara mengurangi memakai kendaraan pribadi dan menggunakan transportasi yang telah ada. Contohnya busway. Dengan menggunakan transportasi ini, tentunya kemacetan akan berkurang.
Coba Dihitung
Apa betul jumlah kendaraan di Jakarta adalah penyebab utama kemacetan? Coba kita buktikan.
Meburut Dinas Pekerjaan Umun (DPU) (data yang diambil pada tahun 2007), luas seluruh jalan di Jakarta adalah 40 km persegi. Luas kota Jakarta itu sendiri hanya 662 km persegi. Jadi seluruh jalan di Jakarta hanya 6 % dari seluruh luas kota Jakarta. Untuk menmbah luas jalan sudah tidak mungkin, karena penduduk Jakarta sudah banyak. Untuk mengurangi banyaknya penduduk tentu saja dengan mengadakan transmigrasi.
Sekrang, mari kita hitung. Pada tahun 2007, total kendaraan (instran dari BPS, Dinas PU, LTA) adalah 7.773.957 yang terdiri dari 5.136.619 sepeda motor, 1.816.702 mobil pribadi, 503.740 kendaraan bermotor lainnya dan 316.896 bus.
Banyaknya kendaraan setiap km persegi = 7.773.957 : 40= 194.348,9 = 194.349 buah
Jadi, hampir 200.000 kendaraan memadati jalan kota Jakarta. Angka yang menakjubkan bukan? Apakah jumlah kendaraan sebanyak itu tidak membuat macet kota Jakarta??
Helimousine, Untuk Orang Berkantong Tebal
Kegiatan kota Jakarta yang begitu padat membuat para pengusaha harus mengejar waktu. Jalanan kota Jakarta yang macet akan sangat menghambat kegiatan mereka. Ada salah satu cara untuk menempuh perjalan dengan cepat. salah satunya adalah dengan “Helimousien”. Transportasi udara ini hanya melayani penerbangan siang hari pada pukul 08:00 sampai18:00.
Namun transportasi udara ini hanya bisa dinikmati oleh kalangan atas saja karena biaya perjalanannya yang sangat mahal yaitu, biaya sewa per jam helimousine 1.500 dollar AS plus PPN. Kalaupun digunakan hanya 10 menit, biaya yang dikenakan tetap biaya satu jam. Biaya penerbangan untuk ke bandara, dikenakan biaya Rp 3 juta sekali jalan. Harga yang sangat mengejutkan memang, namun, transportasi ini berguna bagi kalangan eksekutif yang rata- rata memegang prinsip “waktu adalah uang”.
Jasa penerbangan sipil bersertifikat Civil Aviation Safety Regulations (CASR) yang telah diakui secara internasional ini juga menyediakan paket perjalanan wisata untuk melihat dari dekat keindahan Gunung Krakatau, Kepulauan Seribu, panorama Puncak dan Gunung Gede dengan tarif US$350-US$450 per orang.
Paket wisata lain yang cukup menarik adalah Batavia City Tour, yaitu penerbangan selama 30 menit dengan menyusuri di atas kawasan Monas, Bunderan HI, CBD Semanggi, Taman Mini Indonesia Indah, persimpangan Cawang, Ancol, Sunda Kelapa, Bandara Soekarno Hatta dan Karawaci dengan tarif US$135 per orang.
Inginkah anda mencobanya??

0 komentar:

Posting Komentar