Pages

Jumat, 05 September 2014



Antara Saya dan Ustadz Yusuf Mansur

Saudara kenal Ustadz Yusuf Mansur? Itu lho, yang sekarang ini sering mengisi acara Ngaji Bareng Wisatahati di AnTV setiap hari Senin-Jumat jam 5 pagi.
Beliau ini adalah salah satu inspirator saya di dalam menjalankan usaha.
Kurang lebih sudah sejak 2 tahun yang lalu saya mengikuti pengajian beliau di TV, buku-bukunya, dan bahkan lewat YouTube. Dimulai dari baca-baca website Wisatahati, lalu ikut kuliah online-nya Wisatahati.
Sejak saat itu, entah kenapa saya langsung merasa cocok dengan cara beliau dalam menyampaikan dakwah. Terutama soal sedekah.
Ketika duduk di bangku kuliah memang saya pernah bertekad untuk punya usaha menjadi entrepreneur. Tetapi jalannya nggak ketemu-ketemu. Akhirnya saya ambil jalan memutar. Yakni kerja dahulu, menikah, baru punya usaha.
Alhamdulillah, ternyata memang seperti itu yang saya alami. Dan itu terbukti karena sudah terjadi.
Tahun 2008 saya lulus kuliah (7 tahun di kampus, lulus paling akhir diantara teman-teman seangkatan). Kemudian saya melanjutkan kerja di perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi, Vermindo Technology Utama.
Tahun 2009, saya mulai kepikiran ingin segera menikah. Karena dulu saya masih hidup ngekos, dan gaji juga masih pas-pasan untuk diri sendiri, saya mulai berpikir untuk menabung. Ya, harus menabung, berapapun penghasilan saya saat itu. Tapi boro-boro menabung, untuk hidup sehari-hari pun kadang masih kurang. Akhirnya usaha saya untuk menabung sukses gagal total saudara-saudara..
Nah, di sinilah titik balik kehidupan saya. Dan di tahun inilah saya berkenalan dengan Ustadz Yusuf Mansur.
Berhubung di kantor ada akses internet yang kecepatan aksesnya sangat mumpuni, akhirnya saya manfaatkan untuk browsing-browsing internet mencari pencerahan jiwa. Kemudian saya putuskan mulai mengikuti kuliah online-nya Wisatahati.
Dari sini saya mulai ada usaha perbaikan diri dari sisi ibadah dan meluruskan niat dalam melakukan setiap hal. Termasuk niat untuk menikah.
Saya usahakan untuk jor-joran sedekah, dan shalat dhuha, plus shalat istikharoh, sambil tetap memperbaiki niat. Fokus saya satu, memohon untuk diberi kemudahan dan kelancaran supaya bisa menikah, dan minta biayanya sama Allah.
Subhanallah.. Dalam waktu setahun saya akhirnya menikah. Bener, setahun!
Meskipun begitu, prosesnya tetap saja berliku. Paling sulit adalah untuk menjaga istiqomah amalan-amalan yang berusaha kita rutinkan dan menjaga niat. Tapi itu memang manusiawi. Yang penting tetap ada usaha untuk memperbaiki diri.
Alhamdulillah saat ini saya dikaruniai istri yang cantik, baik hati, dan menyenangkan, ditambah sekarang punya jagoan kecil yang lucu.

Lalu Apa Hubungannya?

Ya, lalu apa hubungannya antara menjadi pengusaha dengan cerita pernikahan itu?
Jelas, sangat berhubungan. Saudara sudah tahu kan kalau saya ambil jalan memutar, yakni kerja dulu, nikah dulu, baru punya usaha.
Kalau secara langsung mungkin akan sulit untuk dipahami. Namun saya mencoba memberikan analogi begini…
…ketika dulu saya masih bujangan dan ingin menikah, kemudian saya terapkan konsep sedekah dan perbaikan diri, yang akhirnya Allah memberikan jalan sehingga saya bisa menikah, lalu saya terapkan model tersebut untuk mencapai impian punya usaha, kira-kira bisa nggak?
Insyaallah bisa saudara.. Saya sudah membuktikannya..
Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika kaum tersebut tidak berusaha untuk merubahnya, tidak berusaha untuk memperbaiki diri, dan tidak ada usaha untuk mencapai cita-citanya.
Jadi, siapapun bisa menjadi pengusaha…sepanjang ada usaha dan tentu dibarengi dengan niat yang baik. Insyaallah, pasti ada jalan.
Ke depan, saya akan berusaha untuk mengulas tayangan Ustadz Yusuf Mansur di ANTV bab “Siapapun Bisa Menjadi Pengusaha”. Kurang lebih ada 40 episode. Kemarin saya baru saja menemukan videonya di YouTube.
Tetap semangat ya..

0 komentar:

Posting Komentar