Pages

Sabtu, 06 September 2014

Arsip untuk keajaiban

Sikap Orang Bodoh


Kebodohan tidak meninggalkan sedikit pun sesuatu bagi siapa yang berkehendak mengadakannya pada masa tertentu dari apa yang dijadikan Allah swt pada masa itu.
Dalam perjalanan menuju Allah swt adalah sebagian orang yang tertinggal di belakang walaupun mereka sudah melakukan amal yang sama seperti yang dilakukan oleh orang lain yang lebih maju. Satu halangan yang menyekat golongan yang tertinggal itu adalah kebodohannya yang tidak mau tunduk kepada ketentuan Allah swt. Dia masih dipermainkan oleh nafsu dan akal yang menghijab hatinya dari melihat Allah swt pada apa yang dilihatnya. Pandangannya hanya tertuju kepada alam benda dan perkara yang zahir saja. Dia melihat kepada keajaiban hukum sebab-akibat dan meletakkan pergantungan kepada amalnya. Dia meyakini akan mendapatkan apa yang diinginkan melalui usahanya.
Keadaan orang yang disebutkan di atas telah dibahas pada Hikmah 1. Ketika ruhani orang lain telah berkembang menuju Allah swt, dia masih juga berputar-putar di dalam kesamaran dan keraguan. Nafsunya tetap melahirkan keinginan-keinginan. Keinginan diri sendiri menjadi rantai yang mengikat kaki yang menghambat perjalanan menuju Allah swt. Bagaimana seseorang mendekati Allah swt jika dia enggan menjadikan Allah swt sebagai Pengurus semua aspek kehidupannya. Walaupun para hamba ridha atau membantah, Allah swt tetap melaksanakan ketentuan-Nya. Allah swt melaksanakan kehendak-Nya pada setiap waktu dan tidak ada siapa pun yang dapat menghalangi-Nya.
Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepadanya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan (QS. Ar-Rahman:29).
Allah swt saja yang mencipta, meletakkan hukum dan peraturan, membahagiakan rizki dan lain-lain. Dia menentukan urusan dengan bijaksana dan adil, termasuk urusan mengenai diri kita dan apa yang terjadi pada kita. Kita memandang diri dan kejadian yang menimpa kita dalam skala yang kecil. Allah swt melihat kepada seluruh alam dan semua kejadian, tanpa keliru pandangan-Nya kepada diri kita dan kejadian yang menimpa kita, juga tidak mengalihkan pandangan-Nya dari makhluk yang lain.
Orang yang di dalam hatinya tidak berbekas terhadap kesempurnaan Allah swt itu adalah orang bodoh. Dia masih juga tidak menerima tentang perjalanan hkum takdir Ilahi, seolah-olah Tuhan harus tunduk kepada hukum makhluk-Nya. Bagi murid yang cenderung mengikuti latihan keruhanian perlu berusaha untuk melenyapkan kehendak diri sendiri dan hidup dalam ketentuan Allah swt. Jangan sekali-kali membangkang dengan takdir karena Penentu Takdir tidak pernah berdiskusi dengan siapa pun dalam menentukan ketentuan-Nya.
Jika kita mau mengenali Allah swt, kitatidak boleh melihat-Nya pada satu aspek saja. Jika kita melihat Allah al-Gahfur (Maha Pengampun), kita juga harus melihat Allah al-Aziz (Maha Keras). Jika kita melihat Allah al-Hayyu (Yang Menghidupkan) kita juga harus melihat Allah al-Mumit (Yang Mematikan). Jika dapat melihat semua sifat-sifat Allah swt dalam satu kesatuan, barulah kita dapat mengenali-Nya dengan sebenar-benarnya. Bila Allah swt dikenal dalam semua aspek, hikmah kebijaksanaan-Nya dalam menentukan suatu perkara pada suatu waktu tidak tersembunyi lagi dari pandangan mata hati.
Hati yang tidak mau tunduk kepada Maha Pengatur tidak akan menemui kedamaian. Waktu, ruang dan kejadian akan membuatnya gelisah karena nafsunya tidak dapat menguasai semua itu. Dia menginginkan suatu perkara pada satu waktu sedangkan Maha Pengatur mengingkan perkara lain. Kehendak makhluk tidak dapat mengatasi kehendak Tuhan. Jika mau hati menjadi tenteram usahakan agar hati senantiasa ingat kepada Allah swt.
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram (QS. Ar-Ra’d:28).
Berimanlah kepada Allah swt dan beriman juga kepada takdir. Lepaskan khayalan sebab-akibat yang menjadi pagar nafsu yang menutupi hati.
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (QS. At-Taghabun:11).

0 komentar:

Posting Komentar