Pages

Kamis, 28 Agustus 2014



Nilai Kebaikan Bukanlah Milik Pada Satu Agama



Meskipun memiliki maksud yang mulia, saya merasa ada yang salah dengan postingan dari salah satu Kompasioner yang sangat hormati yaitu Saudara Dewa Gilang dalam postingannya yang berjudul Mengapa Ahok Harus Menjadi Muslim yang menjadi highlight hari ini. Bukan untuk membuat suatu pertentangan atau menyalahkan apa yang beliau tulis dalam postingan tersebut, tapi sebagai seseorang yang meyakini suatu keyakinan yang berbeda dengan beliau, nurani saya bersikap kecewa dan ingin menyatakan suatu sanggahan atas pernyataannya yang memberikan hak prerogatif terhadap suatu Agama tertentu.
Tentunya sebagian besar dari kita pasti mempunyai Agama dan meyakini bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Agama kita tersebut baik, itu hal yang baik tentunya! namun yang salah adalah karena semakin cintanya kita terhadap keyakinan yang kita peluk tersebut membuat kita buta. Buta di sini mempunyai maksud sikap kita yang memperlakukan keyakinan kita yang paling benar dan merupakan pedoman standar umum untuk hal-hal yang baik terjadi di dunia dan memperlakukan keyakinan yang dipeluk oleh orang yang berbeda keyakinan dari kita sebagai suatu nilai yang tidak sesuai.
Sungguh ironi melihat betapa beberapa orang dari kalangan tertentu melihat semua hal yang baik karena berpedoman  dari cara pandangnya, bak melihat rumput hijau di pegunungan nan jauh dari matanya, sekelompok orang ini kerap memuji pemandangan indah tersebut terjadi karena nilai-nilai yang dianutnya. Mereka tidak pernah berfikir bahwa ada nilai-nilai baik tercipta di dunia ini yang berbeda dari keyakinan yang dianutnya. Alhasil generalisasi terjadi yang berdampak pada keinginan mereka untuk membuat suatu populasi yang berbeda keyakinan darinya untuk mengikuti keyakinan yang dianutnya.
Dalam postingan tersebut beliau menulis suatu frasa yang dikutip dari percakapannya dengan salah satu mentornya yang berbunyi diantaranya:
betapa “Islamnya” orang-orang Singapura yang non muslim. Mereka sangat menjaga kebersihan.”
Ahok yang non muslim justru bisa menampilkan nilai-nilai Islami dalam kepemimpinannya
Adapun saya sebagai orang yang berbeda keyakinan dengan beliau setuju bahwa Agama yang menjadi subjek tersebut mengajarkan hal-hal yang baik dan dapat tercermin dari apa gagasan-gagasan yang ia ungkapan namun yang menjadi permasalahannya disini beliau dan yang berkomentar di postingan tersebut sama sekali tidak memberikan kredit sedikitpun terhadap keyakinan yang orang-orang tersebut peluk. Keyakinan yang berbeda yang memberikan mereka gambaran bagaimana cara hidup yang baik, keyakinan yang berbeda yang memberikan mereka keteguhan untuk tulus dan terus hidup dalam kebenaran. Karena keyakinan inilah mereka seperti itu bukan karena keyakinan yang lain. Sehinggga keyakinan orang-orang tersebutlah yang seharusnya berhak mendapatkan kredit dan pujian karena terbukti berhasil dan bukan hanya suatu doktrin tertulis belaka.
Di sisi lain Saudara Dewa Gilang sering mengeluh betapa banyaknya orang-orang seperjuangan dengannya tidak menerapkan nilai-nilai yang mereka anut namun tetap mengaku sebagai anggota dari keyakinan yang dia anut dan selanjutnya menunjuk sekelompok lainnya yang baik dan berprestasi sebagai bagian dari anggotanya, hati saya menggelitik miris dan berkata bukankah perbuatan seseorang itu merupakan suatu hasil nyata dari apa yang dia yakini? dan apabila itu bertentangan maka ada 2 (dua) hal kemungkinan yang bermasalah yaitu: orangnya yang bermasalah atau malah sebaliknya keyakinannya yang bermasalah.
Pesan yang ingin saya sampaikan di sini adalah bahwa nilai-nilai kebaikan itu bersifat universal dan bukan milik satu Agama tertentu. Oleh karena itulah mengapa setiap agama memiliki banyak penganut, karena keyakinan yang mereka anut tersebut mempunyai nilai-nilai kebaikan. Memang ada suatu ajaran tertentu yang tak mengajarkan kebaikan tapi kebanyakan dari mereka tidak bertahan lama.
Begitu juga Ahok dan orang-orang yang menjadi subjek dalam postingan Dewa Gilang, mereka bersikap hidup seperti itu karena bukan karena suatu keyakinan tertentu . Bahkan Ahok sendiri sempat menyatakan ” Jangan Menentukan Karir Berdasarkan Agama”, suatu pernyataan yang mengandung maksud bahwa Agama tidak dapat menentukan baik buruknya prestasi yang akan di raih seseorang. Ahok disini tentunya bukanlah satu-satunya sosok yang dapat menjadi contoh dalam hal ini, masih banyak saudara-saudara kita lainnya dibelahan bumi lainnya yang berhak mendapatkan pujian tersebut.
Terdapat perbedaan mencolok antara Kebenaran dan Kebaikan, dan saya di sini hanya ingin menekankan nilai-nilai kebaikan bukan kebenaran. Karena kebenaran adalah suatu yang relatif dan tidak masalah jika setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda namun nilai-nilai kebaikan adalah bersifat universal, ia terdapat dalam sebagian besar Keyakinan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari mahkluk yang bernama manusia karena memiliki akal dan nurani, bahkan seorang humanis yang atheist sekalipun juga meyakini nilai-nilai kebaikan yang pedomannya didapatkan mereka dari kehidupan nyata sehari-hari bukan berdasarkan suatu benda tertulis tertentu. Kita lihat saja rata-rata kelompok-kelompok seperti kelompok Hak Asasi Manusia, perlindungan lingkungan, perlindungan hewan dan lainnya yang mendeklarasikan diri mereka tidak affiliasi terhadap keyakinan tertentu malah mempunyai standar nilai kebaikan yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan orang-orang yang beragama berdasarkan ukuran nurani manusia. Sehingga ada baiknya kita tidak melekatkan suatu nilai-nilai kebaikan pada satu Agama tertentu karena subjek bersangkutan akan merasa keyakinannya tidak terwakili oleh perbuatannya dan tentunya kita tidak ingin terjadi pada keyakinan kita sendiri bukan?
Ini bukanlah suatu yang harus dipertentangkan , lelah rasanya kita melihat banyaknya debat-debat Agama di internet yang tak berkesimpulan dan malah berakhir pada hina menghina satu sama lainnya. Apakah kita bisa saling menghargai dan jangan bersikap menjadi yang paling benar di dunia ini? kunci terciptanya suatu harmonisasi adalah mampu menghargai apa yang kita punya dan menghargai apa yang orang lainpunya.
Sekian.
Salam Damai.

0 komentar:

Posting Komentar