Pages

Kamis, 28 Agustus 2014

“Nilai Sebuah Kebaikan”



Bulan Rhamadhan sudah berakhir dan kita telah memasuki bulan syawal, dimana segala harapan , atas segala ampunan , kesalahan juga kebaikan semuanya telah kita minta disaat bulan rhomadhan , dan Allah masih kasih kesempatan lagi lewat berpuasa selama 6 hari di bulan Syawal ini, untuk mendapatkan nilai tambahan agar kita dapat menambah pahala yang kurang selama di bulan Rhomadhan agar kita benar-benar menjadi orang yang bertaqwa.
Kasih sayang Allah begitu besar kepada setiap hambanya , sehingga segala kebaikan yang kita lakukan selama bulan Rhomadhan di lipat gandakan Nya, dari 10 kali lipat sampai 700 kali lipat, tentu membuat kita semakin bersemangat, melakukan segala kebaikan, tapi semua itu harus kita lakukan karena Allah bukan karena siapa-siapa, karena hanya Allah yang Maha Tahu Niat dari segala sesuatu yang dilakukan oleh hamba Nya.
Setiap manusia pasti ingin mendapat nilai yang baik di mata Allah, tapi masih banyak diantara kita yang hanya ingin mendapat nilai di mata manusia. Saya jadi teringat sewaktu memasuki puasa yang ke duapuluh, saya sudah mulai membungkus bingkisan-bingkisan yang ingin saya bagikan kepada tetangga yang saya rasa layak untuk diberikan bingkisan, tiba-tiba anak saya yang sudah mulai menginjak usia remaja , berkata dengan wajah polos nya .
“ Bunda , nanti aku saja ya , yang antar bingkisan ini biar aku juga dikatakan baik, jadi bukan hanya bunda saja yang baik, aku ingin juga dikatakan sebagai anak yang baik” .
Ananda ku berkata dengan tanpa malu-malu , kalau ia ingin dipuji menjadi anak yang baik dengan memberi bingkisan tersebut, saya jadi tersenyum , sambil berkata.
“ Kalau ternyata , dia tidak senang dengan bingkisan yang kamu berikan.. bagaimana….?”
Dia , kelihatan sedikit bingung, tentu dia akan mengatakan mana mungkin tidak senang sudah dikasih , tentu pasti senang.
“Begini ya, nandaku sayang, kalau niat kamu hanya ingin dibilang baik sama tetangga , kamu hanya mendapat nilai baik dimata manusia, tapi kalau niatnya memberi karena Allah kamu akan mendapat kedua-duanya , baik dimata manusia dan baik pula di mata Allah dan kamu pun tidak perlu kecewa atau tersinggung bila pemberian mu tidak berkenan dihati yang diberi , asal kamu berniat baik dan yang kamu berikan sesuatu yang terbaik menurut kamu apalagi yang kamu berikan itu kamu juga menyukainya , maka itulah yang terbaik”. Kulihat dia mulai mengerti setelah diberikan penjelasan agak panjang.
Seperti Firman Allah didalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 264 dan 265 :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.
Nilai suatu kebaikan yang kita lakukan hanya Allah yang bisa menilai nya , karena hanya Allah yang maha mengetahui setiap isi hati , hamba-hamba Nya, dan wajiblah bagi kita untuk selalu menghilangkan rasa bangga dan sombong yang ada pada diri, sehingga kita dapat menyadari apapun yang kita miliki hanya milik Allah semata, kita hanya dititipkan oleh Nya, jadi jangan sampai kita menjadi lupa bawa kita hanya perantara saja.
Begitu juga dengan puasa , sholat dan zakat kita hanya Allah yang bisa menilai baik buruk nya, sehingga kita harus tetap waspada dengan segala kesombongan yang ada di dalam hati , karena Allah tidak akan menerima amalan seseorang yang didalam nya masih ada kesombongan walaupun hanya sebesar biji sawi, seperti Sabda Rasulullah : “Tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan.”(HR.Muslim).
Sebagai orang yang percaya kepada Allah Yang Kasih Sayang Nya yang begitu besar kepada hamba-hambanya, wajib lah kita selalu berusaha menjadi yang terbaik dalam menjalankan segala perintahnya dengan segala keikhlasan, seperti Firman Allah dalam Al-Qur’an :.” Hai nabi , katakanlah kepada tawanan-tawanan mu yang ada ditangan mu : Jika Allah mengetahui ada kebaikan dalam hatimu, niscaya Dia akan memberikan kepadamu yang lebih baik dari apa yang telah diambil daripadamu dan Dia akan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (surat Al-Anfal 70)
Semoga di bulan syawal ini kita dapat memperbaiki kwalitas hidup kita untuk menjadi hamba-hamba Allah yang semakin baik dan kelak Allah akan memberikan sebuah nilai yang terbaik sebagai hamba Nya yang bertaqwa, Aamiin.

0 komentar:

Posting Komentar